Setiap tanggal 8 Maret, dunia merayakan International Women’s Day sebagai bentuk penghormatan atas pencapaian perempuan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan.
Meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi, perempuan dari berbagai penjuru dunia terus berjuang untuk memastikan akses pendidikan yang lebih luas dan menciptakan perubahan besar dalam sistem pendidikan global. Yuk, kenalan dengan beberapa perempuan inspiratif yang telah memberikan dampak luar biasa di dunia pendidikan!
Edith Cowan adalah tokoh yang dikenal sebagai perempuan pertama yang terpilih menjadi anggota parlemen di Australia. Salah satu fokus utama perjuangannya adalah pendidikan bagi perempuan dan anak-anak.
Edith Cowan percaya bahwa pendidikan adalah kunci bagi kemajuan perempuan di masyarakat. Selama menjabat, ia memperjuangkan pendirian Western Australia’s Edith Cowan University (ECU), universitas yang kini dikenal sebagai institusi yang berfokus pada pendidikan inklusif dan berbasis komunitas.
Berkat jasanya, perempuan Australia mendapat akses lebih luas terhadap pendidikan tinggi dan memiliki lebih banyak peluang untuk berkontribusi dalam dunia kerja serta kehidupan sosial.
Dewi Sartika adalah salah satu tokoh pendidikan paling berpengaruh di Indonesia. Sejak kecil, ia menyadari bahwa perempuan di zamannya memiliki keterbatasan dalam mendapatkan pendidikan.
Pada tahun 1904, ia mendirikan Sakola Istri di Bandung, sekolah pertama yang dikhususkan untuk perempuan di Indonesia. Melalui sekolah ini, ia mengajarkan perempuan keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung, serta pelajaran praktis seperti menjahit dan memasak.
Dedikasi Dewi Sartika dalam dunia pendidikan membuatnya diakui sebagai pahlawan nasional, dan perjuangannya menjadi inspirasi bagi perkembangan pendidikan perempuan di Indonesia.
Kate Sheppard adalah sosok yang tidak hanya dikenal sebagai aktivis hak pilih perempuan di Selandia Baru, tetapi juga sebagai pejuang pendidikan bagi perempuan.
Ia percaya bahwa akses pendidikan yang setara adalah kunci bagi perempuan untuk mendapatkan hak yang sama dalam masyarakat. Berkat perjuangannya, Selandia Baru menjadi negara pertama yang memberikan hak pilih kepada perempuan pada tahun 1893. Selain itu, ia juga berkontribusi dalam berbagai kampanye untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi perempuan di negaranya.
Kate Sheppard menjadi simbol penting dalam sejarah kesetaraan pendidikan dan hak-hak perempuan di dunia.
Sebagai mantan Ibu Negara Amerika Serikat, Michelle Obama menggunakan platformnya untuk mempromosikan pendidikan, terutama bagi perempuan muda di seluruh dunia.
Melalui inisiatif "Let Girls Learn", ia mendorong lebih banyak anak perempuan untuk tetap bersekolah dan melanjutkan pendidikan tinggi. Ia juga aktif dalam kampanye "Reach Higher", yang menginspirasi pelajar di Amerika Serikat untuk mengejar pendidikan tinggi dan karier yang lebih baik.
Kiprahnya di dunia pendidikan terus berlanjut hingga sekarang, dengan berbagai program yang mendukung akses pendidikan bagi anak-anak dari berbagai latar belakang.
Mary Ann Shadd Cary adalah perempuan kulit hitam pertama di Amerika Utara yang menjadi editor surat kabarserta pendidik dan aktivis pendidikan di Kanada.
Setelah pindah ke Kanada pada pertengahan abad ke-19, Mary Ann Shadd Cary berjuang untuk memastikan bahwa anak-anak kulit hitam mendapatkan akses ke pendidikan berkualitas. Ia mendirikan sekolah untuk komunitas imigran dan mempromosikan pentingnya pendidikan bagi semua orang, tanpa memandang ras atau gender.
Selain itu, ia juga menjadi perempuan kulit hitam pertama di Amerika Utara yang menerbitkan dan mengedit surat kabar sendiri, yaitu The Provincial Freeman, yang digunakan untuk menyuarakan isu-isu sosial, termasuk hak atas pendidikan.
Berkat perjuangannya, akses pendidikan bagi komunitas yang terpinggirkan semakin terbuka, menjadikannya salah satu figur penting dalam sejarah pendidikan di Kanada.
Frances Mary Buss adalah salah satu tokoh penting dalam perkembangan pendidikan perempuan di Inggris. Ia mendirikan North London Collegiate School for Girls pada tahun 1850, sekolah yang menawarkan pendidikan akademik setara dengan yang diberikan kepada laki-laki pada saat itu.
Frances Mary Buss juga memperjuangkan reformasi pendidikan dan mendukung perubahan sistem pendidikan agar lebih inklusif bagi perempuan.
Berkat dedikasinya, standar pendidikan perempuan di Inggris meningkat secara signifikan, dan semakin banyak perempuan yang mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Dari Edith Cowan yang memperjuangkan akses pendidikan bagi perempuan di Australia, Dewi Sartika yang mendirikan sekolah perempuan pertama di Indonesia, hingga Frances Mary Buss yang merevolusi pendidikan di Inggris, perempuan telah memainkan peran besar dalam dunia pendidikan.
Perjuangan mereka membuktikan bahwa pendidikan adalah hak semua orang dan menjadi kunci untuk menciptakan perubahan yang lebih baik di dunia.
Mengenyam pendidikan berkualitas adalah langkah besar menuju masa depan yang lebih baik. Kalau kamu ingin kuliah di luar negeri dan mencari universitas terbaik, beasiswa, atau bantuan dalam proses pendaftaran, Edlink+ConneX siap membantumu.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dan temukan peluang terbaik untuk pendidikanmu! Kunjungi www.edlinkeducation.com dan follow @edlinkconnex untuk informasi lebih lengkap.